Selasa, 02 Oktober 2012

GERAKAN KARATE MEMILIKI KONSEP YANG SERUPA DENGAN GERAKAN SHOLAT

"
Salam Karate OSH...!

Artikel ini merupakan pemikiran penulis, di sini penulis mencoba menyampaikan pemikirannya dan tidak ada niat untuk membanding-bandingkan ataupun menyatakan bahwa gerakan karate lebih baik dengan gerakan sholat, naudzubillahi min dzalik.

Pernahkah kalian berlatih karate? bagaimana gerakannya? membingungkan? membosankan? terlalu banyak aturan....harus ini, harus itu, tidak boleh ini, tidak boleh itu, sudutnya harus pas, lebarnya pun demikian...
itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang pernah terlintas di benak penulis ketika berlatih karate tradisional di awal-awal pembelajaran.

Sekitar 5 tahun yang lalu penulis meminjam buku karate yang berjudul "The Art of Empty Hand" yang disusun oleh Sensei Hidetaka Nishiyama. Buku yang dipinjam dari seorang teman tersebut kemudian penulis copy (maklum ketika itu masih pelajar). Tentunya buku karate pertama yang penulis miliki itu langsung penulis baca kemudian ada yang menarik di dalam buku tersebut, tepatnya pada bab kihon dimana di sana di jelaskan bentuk-bentuk kihon yang benar, manajemen power, speed dan pernapasan.

Begitu detailnya buku itu menggambarkan suatu gerakan dasar karate, mulai dari sudut-sudutnya hingga fungsi-fungsinya. Hal ini mengingatkan penulis dengan sikap ketika sholat dimana memang gerakan sholat sudah baku dengan fungsi dan maknanya masing-masing.

Mungkin bisa diibaratkan jika seorang muslim sholat dengan gerakan sholat yang tidak baku (ittiba' ila rosul) maka jelas akan mengurangi nilai sholatnya bahkan Rasululloh SAW dalam suatu riwayat pernah menyuruh salah seorang sahabat untuk mengulangi sholatnya hingga 3 kali disaksikan oleh para sahabat yang lain. Tentunya selain ini dimaksudkan sebagai pelajaran yang baik bagi sahabat tersebut dan juga kepada sahabat-sahabat yang menyaksikannya.

Hal yang serupa memang benar adanya di gerakan karate dimana memang ketika seorang karateka tidak mengikuti (ittiba') aturan baku karate maka tentunya gerakan yang di lakukan tidak dapat maksimal sehingga manfaat dari gerakan tersebut tidak didapatinya.

Berdasarkan pemikiran penulis di atas maka timbul beberapa pertanyaan:
  1. Apakah gerakan karate merupakan bagian dari suatu ritual ibadah? (selain dari unsur beladiri, olahraga dan seni)
  2. Jika memang demikian, apakah karate merupakan suatu agama? selama ini para karateka memahaminya sebagai suatu ajaran/jalan hidup sebagai seorang karateka 
Terlepas pernyataan di atas memang begitu besar dan dalam makna dari karate itu sendiri sehingga penulis melepas diri dari segala keburukan yang terdapat di dalamnya serta mengambil kebaikan yang ada padanya. Wallahu'alam bishowab...
"
Salam Karate OSH...!

Artikel ini merupakan pemikiran penulis, di sini penulis mencoba menyampaikan pemikirannya dan tidak ada niat untuk membanding-bandingkan ataupun menyatakan bahwa gerakan karate lebih baik dengan gerakan sholat, naudzubillahi min dzalik.

Pernahkah kalian berlatih karate? bagaimana gerakannya? membingungkan? membosankan? terlalu banyak aturan....harus ini, harus itu, tidak boleh ini, tidak boleh itu, sudutnya harus pas, lebarnya pun demikian...
itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang pernah terlintas di benak penulis ketika berlatih karate tradisional di awal-awal pembelajaran.

Sekitar 5 tahun yang lalu penulis meminjam buku karate yang berjudul "The Art of Empty Hand" yang disusun oleh Sensei Hidetaka Nishiyama. Buku yang dipinjam dari seorang teman tersebut kemudian penulis copy (maklum ketika itu masih pelajar). Tentunya buku karate pertama yang penulis miliki itu langsung penulis baca kemudian ada yang menarik di dalam buku tersebut, tepatnya pada bab kihon dimana di sana di jelaskan bentuk-bentuk kihon yang benar, manajemen power, speed dan pernapasan.

Begitu detailnya buku itu menggambarkan suatu gerakan dasar karate, mulai dari sudut-sudutnya hingga fungsi-fungsinya. Hal ini mengingatkan penulis dengan sikap ketika sholat dimana memang gerakan sholat sudah baku dengan fungsi dan maknanya masing-masing.

Mungkin bisa diibaratkan jika seorang muslim sholat dengan gerakan sholat yang tidak baku (ittiba' ila rosul) maka jelas akan mengurangi nilai sholatnya bahkan Rasululloh SAW dalam suatu riwayat pernah menyuruh salah seorang sahabat untuk mengulangi sholatnya hingga 3 kali disaksikan oleh para sahabat yang lain. Tentunya selain ini dimaksudkan sebagai pelajaran yang baik bagi sahabat tersebut dan juga kepada sahabat-sahabat yang menyaksikannya.

Hal yang serupa memang benar adanya di gerakan karate dimana memang ketika seorang karateka tidak mengikuti (ittiba') aturan baku karate maka tentunya gerakan yang di lakukan tidak dapat maksimal sehingga manfaat dari gerakan tersebut tidak didapatinya.

Berdasarkan pemikiran penulis di atas maka timbul beberapa pertanyaan:
  1. Apakah gerakan karate merupakan bagian dari suatu ritual ibadah? (selain dari unsur beladiri, olahraga dan seni)
  2. Jika memang demikian, apakah karate merupakan suatu agama? selama ini para karateka memahaminya sebagai suatu ajaran/jalan hidup sebagai seorang karateka 
Terlepas pernyataan di atas memang begitu besar dan dalam makna dari karate itu sendiri sehingga penulis melepas diri dari segala keburukan yang terdapat di dalamnya serta mengambil kebaikan yang ada padanya. Wallahu'alam bishowab...

0 komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG DI WEBSITE jqpandanus